SIAPA

Langit sudah berhenti menangis. Meski kini sisa air matanya masih ku dengar menetes perlahan di atas genting rumahku. Di luar sana, Tak ada lagi suara kaki melangkah, tak ada pula suara mulut-mulut berdusta. Diam. Sepi dan pekat menggantikan semuanya. Hening Membalut erat malam yang dingin. melahirkan hampa yang tertawa. Yang boleh bernyanyi ria hanyalah kodok-kodok di dalam got. Biarlah mereka tetap bernyanyi, mengiringi tertutupnya kelopak mataku. Tubuh ini sudah terlalu lelah untuk bergerak...

"bangun..."
Sebuah suara ku dengar lirih. Begitu pelan, halus, tapi menggema terdengar sampai ke rongga hati. Membuat bulu terhalus di tubuh ini berdiri. Bagai ditiup angin timur. Entah bisikan siapa ini. Apa mungkin ibuk? Tapi suara ibuk tak seperti ini. Lagi pula ini sudah larut malam, tak mungkin ibuk membangunkan ku di tengah malam begini. Ia tau aku sangat lelah, seperti bulan saat ini, yang lelah untuk bersinar. Tadi kulihat dia bersembunyi pada hitamnya awan.

"bangun..." suara itu terdengar lagi. Kali ini ada yang menyentuh tanganku, Ah tangannya begitu halus, bahkan aku tidak yakin ini sebuah tangan. Siapakah orang ini? Kenapa mengganggu tidurku? apa dia tidak tau akan tubuhku yang begitu lelah? rasa penasaranku mampu mengalahkan rasa lelah ditubuhku, aku coba untuk membuka kelopak mata... seseorang berbaju putih tampak berdiri disamping ku yang terbaring. Dia begitu tinggi dan wajahnya abstrak, sulit di ingat. Mataku terbelalak, tapi tak sedikitpun tubuh ini dapat bergerak, aneh
"siapa kau!? Lepaskan tangan ku!" sambil ku coba menarik tanganku dari genggamannya, tapi semakin ku tarik, semakin erat genggamannya
"siapa kau! Lepaskan tanganku Brengsek!!"
"aku malaikat pencabut nyawa..."
....



By:Syaiful

2 comments:

  1. innalillahi wa inna ilaih rojiun..
    maut datangnya nggak bisa diduga ya..

    ReplyDelete
  2. kita tidak dapat menjangka ajal yang tiba kan...
    nice story..:)

    ReplyDelete