"Dre, lihat hamster-hamster itu! Lucu sekali yah!"
"maksudmu tikus-tikus kecil itu??"
"itu bukan tikus Dree. Itu hamster! Kita beli itu ya!?"
"aku tidak suka tikus Farin... kita beli anjing saja ..."
"gak mau! Aku takut anjing..."
"bagaimana dengan kelinci?"
"gak mau! dulu kan udah pernah punya"
"kucing?"
"gak mauuuuu! Pokoknya aku ingin beli hamster!"
"yasudah! Beli sendiri sana!"
"kok gitu?? Jahat!"
Sambil menangis dia pun pergi meninggalkan aku. inilah kelemahanku. Aku paling tidak bisa melihat dia bersedih. Apalagi sampai menangis. aku sangat sayang pada sahabantku yang satu ini. Meskipun kita selalu bertengkar. Tapi kita tak pernah benar-benar saling membenci. Misalnya berantem sekarang, besok di sekolah pasti baikan lagi. begitu juga malam ini, aku tidak akan membiarkan dia pulang dalam keadaan sedih. Biarlah aku mengalah saja. Aku segera berlari mengejarnya. Mengikutinya dari belakang. Tapi rupanya dia tau kalau aku mengikutinya, tiba-tiba saja dia berbalik dan menatap ku, matanya masih berkaca-kaca, terasa air matanya jatuh di hatiku. Perih rasanya. Kasihan, harusnya tadi ku belikan saja hamster-hamster bodoh itu untuknya. Lagi pula sekarang kan malam valentine?. Bukankah dari kemaren aku bingung mentukan kado apa yang akan kuberikan kepadanya? Ah bodoh sekali aku!
"kenapa mengikutiku?"
"tidak, kebetulan saja kita se arah"
"yaudah sana jalan duluan, aku masih mau duduk disini!"
Dia pun duduk disebuah kursi beton yang memang selalu ada di sepanjang taman yang menghiasi kota ini. membuat aku bingung harus berbuat apa
"kenapa masih berdiri disitu? jalan sana" katanya lagi, tanpa melihat ke arah ku.
"Terserah aku dong mau jalan sekarang atau nanti" balas ku tanpa melihat kearahnya juga, tapi sebenarnya mataku melirik ke arah wajahnya. Lalu kita pun sama-sama terdiam. membisu. Membiarkan malam semakin larut. Membuat ku semakin bingung dan takut dimarahi orang tuanya karna pulang terlalu malam.
"Farin, sudah malam, pulang yuk?"
"gak mau! kamu aja yang pulang sana!"
"Ini sudah malam rin, mama kamu pasti khawatir tuh dirumah. Kasian kan? ayo ku anterin..."
"gak, ku gak mau dianterin sama cowok penakut!"
"hey? Cowok penakut? Apa maksudmu?"
"iya! Kamu kan emang penakut! Sama tikus aja takut!!"
"hey! aku tidak takut! Aku hanya jijik!"
"ah sama aja! Dasar cowok penakut!
"aku bukan cowok penakut!"
"penakut!"
"tidak!"
"Penakuuuuuuut!"
KLIK!!!...........tiba-tiba saja seluruh kota menjadi gelap. Mati listrik...
"hwaaaaaaaaaaaa..... Dreeeee toloooong! Tolong aku! Aku takut! Aku takut! Hwaaaaaaaaaaaaaaa!!@?#£%" Farin melompat dari tempat duduknya lalu memelukku yang berdiri tak jauh disampingnya
"sudah Sudah! Jangan nangis Farin!"
"aku takut Dreee... Gelaaaap... hwaaaaaaaa"
"iyaaa, tapi disini kan ada aku... tidak usah takut, sebentar juga nyala lagi lampunya"
"aku takut gelap dre..."
"iya aku tau. tenang yaa..."
"huuu huu" suaranya masih ketakutan, wajahnya makin dibenamkan di dadaku. pelukannya pun semakin erat. Seolah diri ini adalah persembunyian paling aman untuknya. tangisnya belum juga berhenti, terisak-isak. Tapi semakin lama semakin hilang. Sepi dan gelap menyatu melenyapkan warna dan amarah disemua hati. Yang tersisa hanyalah rasa takut yang pelan-pelan menjadi rasa damai. lalu aku teringat bahwa dikantong celanaku ada korek api, ku ambil lalu menyalakannya...setitik cahaya menyebar berusaha melawan gelap. Sedikit cahaya merah tercipta
"Farin, buka matamu..."
"tidak mau, takut..."
"buka sebentar, lihat cahaya ini..." dia pun mengangkat wajahnya, menoleh ke arah cahaya. Senyumnya pun kembali terlukis diwajahnya. Manis sekali
"indah sekali Dre..."
"begitulah, terlihat indah hanya saat dia sendirian saja..."
"aku tidak mau seperti cahaya yang sendirian itu Dree, aku ingin kau terus menemaniku, aku takut sendirian..."
"aku juga begitu, ingin sekali terus menemani kamu rin. entah kenapa hatiku selalu sakit tiap ku lihat kau menangis..."
"makasih ya Dree udah mau jadi sahabatku..."
Tak lama kemudian lampu kembali menyala. Terang kembali menyeret suara-suara yang mengusik ketenangan malam. Seseorang yang berada dalam pelukanku menunjukkan senyum termanisnya. sejenak dia amati tubuhnya yang melekat erat di badanku
"Dree!!??"
"iya??"
"kenapa kau memelukku????"
"eeeh?? enak saja! Kau yang memelukku duluan!?"
"mana mungkin aku memeluk cowok penakut seperti mu!!??"
"penakut? Lalu kau sendiri yang nangis sambil teriak-teriak cuma gara-gara mati lampu tadi itu apa namanya?"
"tau ah! Aku mau pulang!"
"haha dasar bawel!" sambil ku cubit pipi kirinya. Dia berusaha membalas tapi aku menghidar dan berlari. Dia pun mengejarku....
............
14 Februari 2012
"sudah sampai pak" sebuah suara membangunkanku. Aku baru ingat kalau dari tadi ternyata aku berada dalam taxi
"turun di pertigaan ini kan pak?"
"iya" jawabku, langsung saja ku sodorkan sejumlah uang kepadanya lalu segera keluar. aku sudah sangat rindu pada kota ini. Kota kelahiranku. Aku berlari melewati trotoar yang ternyata sekarang sudah di penuhi pedagang kaki lima. Begitu juga di taman kota, kursi beton itu sekarang sudah menjelma menjadi warung-warung kecil. ku percepat langkahku dan
"brukkk!!" aku membentur seorang gadis kecil, dia terjatuh sampai lututnya terluka. Ya tuhan! Aku segera berjongkok menolongnya
"aduh maafin om ya? adek tidak apa-apa kan?"
"sakit om... Huuu huuu" jawabnya sambil menangis
"ayok om gendong, tak anterin ke puskesmas biar di obati itu lukanya ya..."
"gak mau! Huuu huuu"
"loh? Kok gak mau? Nanti tambah parah lo lukanya...."
"beli-belikan dulu, baru mau di obati.. Huu huuu"
"iya iya... Ayok om gendong, tak ajak ke pasar.. "
"Horeeee! Horeee! Ayo beli-beli!" tangisnya langsung berhenti. aku segera menggendongnya. melihatnya menangis membuatku teringat pada seseorang.entah bagaimana kabarnya sekarang. Tak lama kemudian kami pun sampai di pasar kecil yang memang mulai rame dari sore hari sampai tengah malam nanti
"om.. Belikan hamster! tuh disana!" katanya sambil menunjuk ke arah tumpukan tikus-tikus kecil didalam kandangnya. Hatiku tenggem dalam kenangan bersama seseorang dimasa lalu. Ah, bagaimana kabarnya gadis manja itu... aku sangat merindukanmu sahabat... Andai saja aku punya kekuatan untuk mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya ini padamu..
"sudah om, ayo antar tata pulang" ajak gadis kecil itu sambil membawa dua tikus di dalam kandang kecil yang baru saja di belinya.
"loh kok ngajak pulang? Katanya mau ke puskesma?"
"udah gak usah om, lukanya udah kering kok, ni liat" katanya sambil nunjukin lututnya. dan ternyata memang benar-benar sudah kering, cuma nampak lecet kecil
"yasudah ayok om antar pulang"
Ku gendong gadis kecil itu. Dia tampak senang sekali. Dia menunjukkan jalan kerumahnya Sambil bercerita tentang mamanya yang cerewet
"Tata!" seseorang berteriak dibelakangku memanggil nama gadis kecil yang ku gendong. ku berhenti melangkah
"mama! Tata udah punya hamster! Di belikan om ini tadi di pasar!"
"tata main kemana aja sih, mama nyariin dari tadi...." oh suara itu sangat aku kenal... Perlahan ku turunkan gadis kecil itu, lalu dia pun berlari ke arah mamanya. Karna penasaran aku segera menoleh ke arah mereka. Oh tidak....
"Adreas??" katanya, kaget
"iya, ini aku rin" jawabku pelan, aku tidak berani menatap matanya. Mata yang indah itu hanya akan membawaku pada kenangan-kenangan indah yang hanya bisa mengiris hati dan jantungku.
"bagaimana kabarmu?"
"aku baik-baik saja...kau sendiri bagaimana?"
"aku juga baik-baik saja... Tata ini anakku, bagaimana kalian bisa saling kenal?"
"tadi aku tidak sengaja menabraknya dijalan, lututnya terluka, aku ajak kepuskesmas tapi dia malah ngajak kepasar, minta dibelikan tikus-tikus kecil, yasudah ku belikan saja"
"jadi sampai sekarang kau masih menyebutnya tikus-tikus kecil?" tanyanya sambil tersenyum. Ah senyum yang kurindukan itu kembali terlukis
"itu kan memang tikus rin"
"yasudah terserah kau saja, makasih ya Dre"
"sama-sama"
"ayok ikut kerumah ku Dree, sekalian ku kenalin ke suamiku..."
"oh Maaf rin,tidak bisa. aku buru-buru, bos ku nelfon, katanya ada masalah ditempat kerjaku, aku harus cepat-cepat bali"
"gitu ya... Lain kali mampir yah?"
"ok" jawabku singkat, lalu buru-buru berlari meninggalkannya...
hamster --"
ReplyDeletekayag gitu dseh klo udah mlekat diotak dibenerin gamau :D
tpi ceritana keren sob :D
dg alur yg pas n tingkat bahasa yg mudah dipahami mnjadikan ceritana smakin mudah dibayangkan dan di ilustrasikan :D
kenangan yang tak kan terlupakan tentunya
ReplyDeletepertemuan yang berkesan tampaknya ya heheee
ReplyDeleteIni cerita dari Farin atau Syaiful?
ReplyDeletekasi sayang yang tidak kesampaian... ya nasib
dari keduanya :D
ReplyDeleteHuhuhuhuhu.... So sweet banget ceritanya sob, tapi sayang, ane kira mereka berdua menikah... Sayang, tapi asyik sob, seperti lagunya Samsons "Kenangan yg Terindah", O iya, kawan,ane tunggu follbacknya, hehehe :)
ReplyDeleteRalat...........aku gag takut gelap ndut-.-!
ReplyDeleteKasian... Kenangan terindah
ReplyDeleteBtw, ini cerita fiksi ato bukan ya? Jujur saya nikmatin ceritanya :) Bahasanya ringan.
ReplyDeletewah hamster.. pingin banget memelihara tapi suami selalu ngelarang ada binatang peliharaan dirumah....jadi pingin punya...hiks....
ReplyDelete