Nafsu, pikiran, Hati dan diriku

Sebuah beban yang tidak jelas membelenggu di kepalaku. Beban ini telah membungkam mulut ku untuk tertawa, Mencegal kakiku untuk berjalan, menghalangi mataku untuk memandang bulan, memaksa tangan ku untuk terus terbelenggu di belakang kepala... Oh perempuan itu telah meracuni ku dengan "sesuatu" kenapa dia bisa menguasai fikiranku! Oh tidak... Bukan hanya fikiranku, tapi hatiku juga dikuasainya! ada apa dengan ku? tanda tanya besar inilah yang membebani tidurku selama ini

Dalam kesendirian dan gelap. aku coba membagi diriku sendiri menjadi empat bagian. Terdiri atas hati , pikiran, nafsu dan diriku. hati berdiri di sebelah kanan ku, pikiran berada dedepan ku sedangkan nafsu di sebelah kiri
tubuhku.mungkin mereka bertanya-tanya.mengapa
aku memisahkan mereka seperti ini
"hey. Kenapa kau memisahkan kami?" nafsu bertanya
"Apa yang kau fikirkan hingga kau melakukan ini? Mengapa kau menyendiri di
kegelapan? Dan kemanakah teman-teman mu?"
pikiran ikut bertanya, dan dia memang selalu banyak
tanya!
"mungkinkah kau telah sadar bahwa nafsu dan pikiran telah membawamu jauh dari Sang
pencipta?" hati turut serta bertanya dengan nada
tenang dan lembut
"eeh? Apa maksudmu hah?" nafsu membentak dan melotot ke arah hati .
"bukankah engkau yang selama ini telah menyuruh Lukman untuk menyentuh perempuan yang bukan
muhrimnya? Dan bukankah engkau pula yang
menyuruh Lukman meminum minuman keras?" hati
Pun membela diri dan menatap nafsu tak jauh beda
"memangnya kenapa? Aku menyuruh dia menyentuh menyentuh perempuan itu agar dia dapat
menyalurkan kasih sayangnya. Dan aku menyuruh
dia minum agar stres dan patah hatinya itu hilang"
nafsu memberikan alasan
"ah. Aku tidak butuh miras untuk menyembuhkan patahku!"
"maksudku bukan kau. Tapi hatinya Lukman!"
"loh. Aku ini kan hatinya Lukman!?"
"ah kau terlalu Suci untuk menjadi hati Lukman"
"dan kau terlalu bejat untuk menjadi nafsu Lukman"
"kita tanya saja pada Pikiran yang lebih pintar dari kita. Aku atau kau yang benar!"
Nafsu memberikan saran
"setuju!" kata hati
"hey Pikiran. Bagaimana menurutmu?" tanya nafsu kepada pikiran yang dari tadi hanya
bengong melihat pertengkaran kedua temannya. "hmm… gimana ya?" pikiran berlagak memikir. Sepertinya dia memang tidak tau mana
yang benar. Lagaknya saja yang sok mikir. Dan
terkadang juga sok tau. Dasar pikiran bodoh!
"ah. Sudah lupakan saja. Kita kembali ke masalah awal. Mengapa kita di pisahkan seperti ini
oleh Lukman" nafsu berujar
"iya. Kenapa ya?" pikiran ikut-ikutan. Sebenarnya aku tidak ingin segera memberi tau apa tujuan ku memisahkan mereka dari
diriku. Aku masih ingin lebih kenal dengan karakter mereka.
Tapi aku kasihan kepada mereka yang dari tadi
berdiri menunggu aku berbicara "sebenarnya ada beberapa hal yang ingin kutanyakan kepada kalian" kataku kepada mereka
"apakah itu wahai majikan ku?" hati bertanya . sedang yang lain serius mendengarkan.
"yang pertama. Akhir-akhir ini aku sering memikirkan Sisil. Apa pendapat kalian tentang dia?"
tanya ku kepada mereka.
"waaaah! Menurutku dia itu gadis yang seksi, cantik dan montok. Aku yakin ukuran BH nya 36! Terus terang saja dari dulu aku ingin s
ekali melihat celana dalamnya" nafsu paling awal
berkomentar.
"hmm… menurutku dia gadis yang cerdas . dikelas selalu juara. Dia bisa menjelaskan proses
terjadinya arus listrik dengan benar" pikiran juga mengutarakan
opininya. Sekarang tinggal pendapat dari hati yang belum ku dengar
"kalau menurut ku . dia gadis yang baik dan rajin beribadah. Aku pernah melihat dia
menolong orang buta untuk menyebrang jalan" ahirnya hati turut serta mengutarakan pendapatnya. Aku mencoba meresapi semua opini mereka tentang Sisil. Jawaban yang berfariasi . tapi pada
intinya mereka semua menyukai Sisil. Hanya sudut
pandang saja yang membedakan alasan mereka
untuk suka.
"kedua. Aku ingin tau arti cinta. Apakah cinta menurut kalian?" aku melanjutkan pertanyaan
ku. Lalu mereka tampak berpikir keras mencari
jawaban terbaik. Mungkin mereka tau bahwa
jawaban yang mereka lontarkan nantinya akan jadi
undang-undang baru yang berlaku pada jiwa dan
ragaku. dan mereka juga tau bahwa hanya ada satu jawaban terbaik yang akan ku pilih. Makanya
mereka tidak asal jawab. "cinta adalah keinginan untuk melakukan sex. Jika kau melihat wanita seksi , maka akan
timbul perasaan itu. Tubuhmu akan bahagia bila
berada dekat dengan tubuhnya dan kita ingin selalu bersamanya.
Begitu menurutku" nafsu yang paling awal memberikan opininya
"kalau menurutku sih... Cinta itu adalah sebuah proses pada mahluk hidup untuk
menentukan pasangan hidupnya yang nantinya akan
digunakan untuk berkembang biak melestarikan
keturunannya" pikiran berpendapat layaknya
seorang ilmuan. ini gara-gara dia kebanyakan membaca
buku biologi. Sekarang tinggal hati yang belum memberikan jawabannya. Ketika kutatap wajahnya.
Ia hanya tersenyum . seolah ia sangat yakin akan
jawaban yang akan di berikannya. "hati . bagaimana pendapatmu?" tanya ku
"hmm. Sebenarnya kau tidak perlu bertanya kepada Nafsu dan pikiran kalau hanya
tentang cinta. Akulah yang lebih tau tentang cinta.
Sebab cinta hanya terjadi dalam diriku. Hati. Dan jika
kau bertanya apa itu cinta. Maka sesungguhnya ia
adalah ketulusan hati untuk menyayangi
seseorang.kebahagiaan dia adalah segalanya bagimu. Semua akan kau lakukan untuk membuatnya
bahagia. Kau tak peduli pada jarak dan waktu. Meski
terkadang ia hanya bisa bahagia dengan orang lain.
Kau rela" hati menjelaskan. Aku mencoba
memahami ucapannya. "alaah.. omong kosong! Jangan dengarkan dia Lukman. Memangnya kau mau orang yang kau
cinta bahagia dengan orang lain? Di sentuh orang
lain? Tidak kan?" nafsu mementahkan argumen
yang dilontarkan Hati.
"betul kata nafsu. Membahagiakan orang itu tidak mudah. Butuh pengorbanan dan materi. tapi
setelah kau tau dia telah bahagia dengan orang lain
kau malah merelakannya begitu saja. Rugi donk!"
pikiran tampak begitu bersemangat membela Nafsu.
Memang begitulah Pikiran. Yang ada dibenaknya
hanya tentang rugi dan laba. Yang sependapat kini tersenyum sinis. Sedangkan hati senyumnya telah memudar. Tapi
wajahnya masih tampak berharap aku akan
berpihak kepada pendapatnya. "kau telah dewasa. Kau tau mana yang benar Lukman…" kata hati. Lalu ia segera
menyeruak masuk kedalam tubuhku. Begitu juga
dengan nafsu dan pikiran yang saling berebut untuk
masuk kedalam tubuh. Akhirnya keduanya pun
masuk bersamaan. Mungkin mereka kasihan
meninggalkan tubuhku terlalu lama. Tentu mereka lebih tau bahwa tubuh ini memang tak bisa lepas
dari mereka. Apa jadinya bila manusia tak punya
nafsu, pikiran, dan hati. Aku berdiri lalu beranjak
pergi meninggalkan kegelapan. Telah kutemukan
jawabannya.

16 comments:

  1. akhirnya, semuanya sudah bersatu, semoga persatuan ini tetap berada pada julur kebajikan :D

    ReplyDelete
  2. yeah ketiganya saling melengkapi

    ReplyDelete
  3. ketiga nya punya pendapat berbeda, tapi kembali kepada kita sendiri yang memilih,,

    ReplyDelete
  4. ceritanya indah sob.. hati, nafsu dan pikiran memang berbeda.. tapi kita, diri kitalah yang mengendalikan mereka.. aahh, jadi speechless.. pokoknya, saya sukaaaa :)

    ReplyDelete
  5. hmmmm seneng ya ndut banyak yang suka,cewek2 pula-.-!

    ReplyDelete
  6. Saya sependapat sama nafsu dan pikiran. Saya nggak mau orang yang saya cinta, malah pergi dan bahagia dengan orang lain. Hihihihi.. eogis kan? :D

    ReplyDelete
  7. klo manusia gak punya nafsu, pikiran dan hati jadinya apa yaaa... mungkin hambar kaliii hidupnya :)

    ReplyDelete
  8. nafsu, fikiran, hati..

    in term of love?

    nafsu mmbunuh, fikiran jd xwaras, hati jd tak keruan..

    mohon kepada Dia, spy kita mmpu mnghadapi nfsu kita sdri, mngawal fikiran, dan menetapkan hati.

    Amin..

    ReplyDelete
  9. istighfarin, saya suka cerita ini..
    ianya membuka mata saya untuk membezakan antara nafsu, akal dan juga hati..:) nice one..:)

    ReplyDelete
  10. selama masih dalam porsinya masing-masing maka itu kewajaran yang senantiasa perlu dijaga

    ReplyDelete
  11. Mantaf... untung mereka sudah bersatu lagi... jika tidak, tak taulah apa yang terjadi.. bisa2 menjadi Billy 24 Wajah... :-D

    ReplyDelete
  12. kalau aku mah nggak rela orang yg kucinta pergi dan bahagia dnegan orang lain

    ReplyDelete
  13. akal diberikan untuk bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan dan nafsupun ada nafsu kebaikan. seringkali di kisahkan cinta memang tak selalu memiliki

    ReplyDelete
  14. waaa ..
    keren gan ..:)
    ceritanya mnginsipasi bnget ..

    ReplyDelete