Cerpen yang tak selesai

Senja telah terbunuh oleh gelap. Malam menjelma begitu saja menghitamkan seluruh warna. para malaikat pun sibuk menyalakan lilin-lilin di langit, Dan aku masih berdiri disini menggenggam mawar dari mu. diatas bukit, dan didepan ku adalah jurang yang curam. sekali saja aku melangkahkan kaki. maka aku akan terbang beberapa detik lalu membentur bebatuan yang berada jauh di bawah sana, itu menjadi pilihan terakhir ku apabila kau tak datang menemuiku malam ini sampai bulan berada lurus tepat diatas ku.

Ah. sepertinya aku terlalu berharap. Aku tau kau tidak akan datang menemuiku malam ini. Yah, seolah aku hanya mengulur-ngulur waktu untuk mengahiri hidup ini. Apa aku takut mati? Tidak. Aku benar-benar akan melompat. Aku tidak mau lagi bertemu dengan matahari. Aku ingin bertemu dengan Tuhan saja. Ya, aku sangat merindukan Tuhan. Begitu banyak maaf yang ingin ku katakan kepadaNya. Hanya Dia yang mengerti keadaan ku, deritaku, dan alasan ku. Aku menunggu mu karena ingin memberi mu kesempatan. Entah kau butuh kesempatan ini atau tidak. Karena aku tau sendiri bagaimana rendahnya diriku, sama sekali tak pantas kau perjuangkan. Bukan pula seorang perempuan yang pantas kau kasihani. Kau terlalu sempurna bagiku. sebaiknya kau tidak datang.

Sudah ku ceritakan semua kepadamu sebelum kau memberikan mawar ini. Yah, kau adalah satu-satunya orang yang ku anggap paling nyaman untuk mencurahkan isi hati...
***


"Positif" Itulah sebuah kata yang diucapkan dokter kepadaku. Sebuah kata yang menjadi awal dari semua bencana ini. Begitu pelan dokter itu mengatakannya, tapi bagiku suaranya yang pelan itu terasa menghancurkan gendang telinga. Menghentikan detak jantungku untuk sesaat, dan semua tulang ditubuhku terasa remuk. Hancur. Sedangkan hati bagaikan balon yang tertusuk jarum. Aku dinyatakan positif hamil. Entah apa yang harus ku katakan kepada orang tua ku nanti. Aku telah mengecewakan mereka. Papa pasti lebih memilih membunuh ku dari pada harus meminta ayah dari bayi yang ku kandung ini untuk bertanggung jawab. Sedangkan mama dari dulu memang tidak pernah setuju dengan keputusan ku untuk bersekolah diluar kota. Oh tidak. Maafin Risa ma...


"Gugurkan!" Kata Johan. Kekasihku. Saat ku ceritakan tentang kehamilanku kepadanya. Satu kata yang menghancurkan Segalanya. Kepercayaan ku, Perasaan ku, dan harapan ku kepadanya. Musnah begitu saja dan terganti rasa kecewa yang amat mendalam.
"Tega kau johan!"
"Lalu kau ingin aku bagaimana? Bertanggung jawab? Pertanggung jawaban seperti apa yang kau mau?"
"Nikahi aku! akui kalau kau ayah dari anak ini!"
"Nikah? agama siapa yang akan kita gunakan untuk mengikat pernikahan kita? agamamu? Memangnya islam membolehkan punya suami non muslim seperti ku?" aku terdiam mendengar ucapannya. Memang mustahil bagi kita untuk menikah. Dia seorang kristen, sedangkan aku muslim. ah. sepertinya seorang pezinah sepertiku sudah tak pantas lagi disebut muslim. Semua ucapannya hanya membuat ku makin kecewa kepadanya.
"kalau kau mau jadi seorang kristen, mungkin aku akan mau menikahimu" lanjutnya saat aku terdiam putus asa.


Bumi bermandikan air hujan ditengah malam. Mata-mata sudah banyak yang tertutup, terpejam erat menjadi pembatas antara alam mimpi dan nyata. Nyawa-nyawa tergeletak tanpa roh. Roh mereka telah diseret para malaikat ke alam mimpi. Hanya aku yang tetap membuka mata. Air mata menemani kesendirian ku. Menetes begitu saja seolah membantu hujan untuk membasahi bumi


(Bersambung)

14 comments:

  1. kebayang ya kesulitan yang ada pada tokoh utama wanita di atas. hamil, pacarnya pengecut. beda agama pula.
    hehe, saya tunggu deh sambungannya. penasaran apa yang mau ditulis sama penulisnya besok.

    ReplyDelete
  2. bagus sekali ceritanya. Saya deg-degan menanti kelanjutannya..akankah wanita itu menggugurkan kandungannya? ...semoga tidak!

    ReplyDelete
  3. waduh..komen saya tadi kemana ya?

    ReplyDelete
  4. masalahnya mbelibet. Sudah hamil, si dia kristen pula. Duh, apesnyaaaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. tes, komen saya kemana ya...
      masuk ke kotak spam?

      Delete
  5. saiia suka bahasanya 'malaikat menyeret ke alam mimpi'..
    seperti itu juga kah proses terjadinya sakaratul maut?!?! hmm..

    ReplyDelete
  6. bahasa kau begitu indah dan penuh penghayatan. aku mahu sambungannya !

    ReplyDelete
  7. untuk komentar yg tidak muncul. I dont't know why

    ReplyDelete
  8. ini mah cerbung..
    tapi sungguh menarik.. saya harus baca lagi..:)

    ReplyDelete
  9. wew, beda agama ya, hmmm, bingung, so ???

    ReplyDelete
  10. ini kejadian nyata yang dialami temanku, nasi sudah menjadi bubur, jangan sampai lagi salah mengambil keputusan -_-"

    ReplyDelete
  11. cerpen yang sangat menarik gan,, setiap keputusan yang di ambil itu memang harus di pikirkan matang2 supaya tidak salah ambil :) salam kenal gan sukses selalu :)

    ReplyDelete
  12. ditunggu ni lanjutan ceritanya

    ReplyDelete